Yaaaaah hari ke-5 kemaren bayar denda deeeeeh. Mau cerita dikit soal yang kemaren nih, jadi emang sebenernya kesalahan pertama pada dasarnya aku terlalu mengandalkan The Power of Kepepet ku. Tapi kesalahan TERBESAR ku adalah mau-maunya aku tinggal di kosan dengan wifi yang tidak bisa diandalkan dan sangat menghambat ketentraman dan kesejahteraan warga kosannya. Terus seharian kemaren kan mati lampu dan otomatis wifi kosan juga mati, aku tinggal buat jalan - jalan deh. Pokoknya nggak tau gimana aku baru sempet ngetik postingan #31harimenulis malem-malem. Di tengah keasyikan mengetik buat postingan ini, tiba - tiba hujan turun dengan derasnya bersamaan dengan petir yang menyambar - nyambar *serius, bukan sinetron*. Oleh karena itu wifiku yang sudah super duper bosok ini, semakin bosok sampe muncul tanda silang di tanda koneksinya. Dan itu bertahan sampe deadline #31harimenulis habis. Padahal aku udah nulis panjang lebar banget asyem. Habis itu aku nyoba posting yang laennya pake hape, nggak bisa juga deh. Yaudah deh nasib. Besok - besok nggak lagi lagi deh mepet mepet -__-. Jadi, ini nih postingan yang pengen aku tulis kemaren. Cekidot
......
Aku paling nggak suka sama yang namanya judge, terutama
dalam hal negatif. Nggak suka aja denger orang gampang menjudge sesuatu
atau orang tanpa berpikir panjang. Yaa bukan berarti kita mikirnya panjang -
panjang trus mikirnya jadi kelamaan (lola) sih, tapi kita juga jangan jadi
berpikir terlalu pendek dan menganggap orang lain begini atau begitu gitu aja.
Memang sih awal kita menilai orang itu dengan cara menjudge itu
orang sifatnya kira - kira kayak gimana dari raut wajah, fisik, dan lain
sebagainya. Kadang hal kayak gini memang penting untuk menilai orang lain
pertama kali dan sebagai acuan kita perlu temenan sama orang itu atau justru
jangan kenal dan deket - deket sekalian. Tapi belum tentu apa yang kita liat
dari luar itu sama kayak dalemnya dia. Kayak istilah, "Don't judge a
book by its cover".
Sering nggak sih kita ngeliat orang lain itu tampangnya antagonis, serem,
judes, jutek, kayak pemarah, atau sombong gitu, pokoknya kalo dia ngeliat kita
itu kayak tampang ingin membunuh, atau keliatan kayak seorang mafia dan
pokoknya bikin kita mati gaya trus pengen kabur sejauh - jauhnya trus kepikiran
jangan sampe ketemu orang kayak gitu lagi. Mungkin memang beberapa di antaranya
itu beneran sifatnya kayak gitu, tapi justru banyak juga yang sebaliknya. Awalnya
kita takut ya, eh pada suatu kesempatan kita dipertemukan kembali *ciyeh* dan
dibuat kenal sama orang itu. Dan ternyataaa bisa aja orangnya aslinya
protagonis bangeeet kayak di sinetron - sinetron yang sangat baik hati, sabar
bangeet sampe gampang ditindas, dan cuma pasrah diberi kekuatan sama Tuhan Yang
Maha Esa. Bisa jadi juga orangnya kocak abis, ramah, sederhana, rendah hati,
dan masih banyak kemungkinan - kemungkinan lain. Mungkin juga sebaliknya waktu
kita liat orang mukanya kayak alim banget padahal dalemnya busuk, yaa siapa
yang tau ya..
Dalam intelektual, bisa juga hal - hal kebalikan kejadian juga. Ada yang
tampangnya bego tapi sebenernya pinter banget bahkan jenius. Ada yang
tampangnya sok pinter padahal aslinya bego banget. Kadang aku
menjumpai hal - hal seperti itu.
Ada lagi, yang aku nggak suka itu kalo misalnya sekaliii aja seseorang
melakukan sesuatu, orang lain bakalan berpikiran kalo orang itu bakal selamanya
kayak gitu. Misalnya, sekali dua kali aja seseorang nggak mudeng (paham) atau
nggak nyambung, dia akan dicap nggak mudengan atau nggak nyambungan selamanya.
Padahal, bisa aja, saat itu emang dia lagi nggak fokus buat ndengerin orang
yang lagi diajak ngomong jadiii dia keliatan kayak nggak mudeng atau
tanggepannya terdengar seperti nggak nyambung. Padahal yaa, di lain waktu bisa
aja dia jadi orang yang justru paling paham dan tanggap menghadapi sesuatu. Dan
saat - saat seperti itu, orang yang terbiasa menjudge negatif ke
orang itu cuma akan ngomong "tumben" dan selanjutnya dia tetep berpikiran
negatif terhadap orang itu. Jangan gitu dong ...
Misalnya lagi, ada orang yang bisa dibilang emang kurang pintar. Oleh orang
lain, omongannya dia kadang udah nggak dianggep lagi dan cuma dianggep angin
lalu. Orang jadi nggak percaya dan nggak yakin sama yang diomongin orang itu.
Padahal mungkin aja entah sekali atau beberapa kali, dalam suatu hal dia
sebenernya punya ide yang brilliant banget, bahkan mungkin lebih brilliant
daripada orang jenius sekalipun. Yaah, siapa yang tau kan?
Intinya ya, aku cuma mau ngomong, positif thinking, jangan
gampang menjudge buruk dan berpikiran negatif ke orang
lain. Buat yang merasa pintar juga jangan terlalu merasa pintar dan selalu
ingin didengarkan sehingga terlihat mendominasi. Dengarkanlah dan pahamilah orang
lain sekalipun dia orang yang udah kamu cap buruk. Mungkin ada celah positif
dari dalem orang lain itu yang kita nggak tau.
Instropeksi buat aku, kamu, dan kita semuaaa :D *sok bijak*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar