Posting teeeeerakhirrr, kupersembahkan kepada yang terindaaaaah *nada Bunga Terakhir*
Waaah udah hari terakhir ikutan #31harimenulis nih. Rasanya campur aduk antara senang dan tenang udah bebas, sedih karena harus menyiapkan uang denda TT, sedih juga karena banyak kenangan yang mengiringi *ah masaaaak*, campur aduk deh. Semoga setelah #31harimenulis ini berakhir, menulisku juga nggak berhenti dan semakin bermutu, AMIN. Ngomong - ngomong soal menulis, ngeliat dari pengalaman menulisku selama ini terutama waktu ikutan #31harimenulis, aku iseng - iseng menganalogikan belajar menulis itu seperti halnya belajar memasak. Hubungannya? Yaaa, liat aja deh, cekidot~
Menulis waktu kita lagi nggak mood, otak sedang tidak bekerja dengan baik, nggak punya ide yang tepat itu bisa dianalogikan kayak kita masak waktu lagi nggak mood, nggak tau mau masak apa, dan akhirnya mungkin kita cuma bakalan goreng telor, hasilnya setengah mateng, garemnya entah keasinan atau tawar sama sekali, kadar minyaknya kebanyakan atau mungkin kurang, dan hasilnya gatau deh kayak gimana. Yang makan itu juga jadi nggak doyan baik itu kita sendiri atau orang lain. Gitu juga sama tulisan, waktu kita nggak tau mau nulis apa alhasil kita sendiri nggak doyan dan nggak tertarik buat baca bahkan untuk menikmatinya. Gimana orang lain?
Waaah udah hari terakhir ikutan #31harimenulis nih. Rasanya campur aduk antara senang dan tenang udah bebas, sedih karena harus menyiapkan uang denda TT, sedih juga karena banyak kenangan yang mengiringi *ah masaaaak*, campur aduk deh. Semoga setelah #31harimenulis ini berakhir, menulisku juga nggak berhenti dan semakin bermutu, AMIN. Ngomong - ngomong soal menulis, ngeliat dari pengalaman menulisku selama ini terutama waktu ikutan #31harimenulis, aku iseng - iseng menganalogikan belajar menulis itu seperti halnya belajar memasak. Hubungannya? Yaaa, liat aja deh, cekidot~
Menulis waktu kita lagi nggak mood, otak sedang tidak bekerja dengan baik, nggak punya ide yang tepat itu bisa dianalogikan kayak kita masak waktu lagi nggak mood, nggak tau mau masak apa, dan akhirnya mungkin kita cuma bakalan goreng telor, hasilnya setengah mateng, garemnya entah keasinan atau tawar sama sekali, kadar minyaknya kebanyakan atau mungkin kurang, dan hasilnya gatau deh kayak gimana. Yang makan itu juga jadi nggak doyan baik itu kita sendiri atau orang lain. Gitu juga sama tulisan, waktu kita nggak tau mau nulis apa alhasil kita sendiri nggak doyan dan nggak tertarik buat baca bahkan untuk menikmatinya. Gimana orang lain?
Belajar nulis sama halnya juga kayak belajar masak, lihat ya step - step di bawah ini:
1. Cari resep buat dimasak mungkin sama aja kayak mulai nyari ide buat nulis
2. Pilih - pilih, beli bahan, tawar menawar mungkin sama kayak peperangan yang ada di otak kita buat milih ide yang paling tepat
3. Orang belajar motong, ngupas, dan mengasah pisau, mungkin sama halnya kayak mengasah otak untuk mulai berkhayal atau berpikir
4. Nyemplung - nyemplungin bumbu masak dan makanan = menuangkan ide dalam tulisan kita
5. Ngepasin dan menimang - nimang bumbu yang paling PAS = benerin dan editing tulisan kita
6. Matiin kompor = nutup laptop kali ya, dan itu artinya tulisan kita udah selesai
7. Serve di piring = Hasil tulisan kita dihidangkan entah dalam bentuk kertas ataupun maya
Nggak tau deh itu teori darimana, pokoknya itu cuma akal - akalanku aja menganalogikan .. ;)
Sekarang berbicara mengenai ahli nggak ahlinya...
Nggak ahli sama sekali dalam hal menulis juga sama halnya kayak nggak ahli sama sekali dalam masak. hasilnya, mau kayak gimana juga nggak enak. tapi seenggak ahli-ahlinya seseorang dalam memasak, kalo dia sering coba latian untuk masak, selalu berusaha, resep sini situ, baca sini situ, liat sini situ, ngelakuin percobaan berulang - ulang, dan ada keinginan dari lubuk hatinya yang terdalam untuk masak dan pengen ahli di dalamnya, ya pasti lama kelamaan makanannya bisa enak, asalkan diasah secara terus menerus. Nah, belajar bikin tulisan juga sama halnya belajar masak itu. Awalnya dari yang nggak ahli sama sekali, kalo latihan secara terus menerus dan selalu berusaha pada akhirnya dia akan bisa juga sekalipun pada awalnya dia nggak ngerasa berbakat.
Nah kalo orang yang udah ahli banget dalam nulis apalagi yang berbakat siiiih sama halnya kayak orang yang pinter masak. Dia mau nyemplungin apapun ke dalam panci, jadinya tetep aja makanan. Enak pula. Dimanapun dan kapan pun pastinya dia bakal ada ide - ide baru untuk bikin jenis masakan baru. Cuma perlu disentil sedikit apalagi buat yang nggak males, hasil masakannya pun akan semakin lezat. Begitu juga dengan menulis, orang yang udah dasarnya berbakat dan ahli tulisannya enak aja gitu buat dibaca. Seperti halnya waktu aku baca tulisan temen - temen laen yang emang pas dan enak.
Jadiii kesimpulannyaaaa, harap maklum dengan tulisan - tulisan saya, hehehe. Hasilnya emang belum tentu enak, tapi di dalam proses belajar menulis ini aku sedang latihan agar lebih baik lagi dalam menulis. Setidaknya dalam tulisan selama #31harimenulis ini menunjukkan sebuah usaha dan tahap yang aku lakuin dalam pembelajaran nulis. *lagi bijak*. Mau ahli nggak ahli, bakat nggak bakat, memasak dengan penuh cinta hasilnya akan lebih nikmat, dan itu artinya menulis dengan penuh cinta hasilnya juga akan bisa dinikmati dan memikat orang - orang yang membacanya. So, menulislah dengan penuh cinta! :p