Ketika disuruh menulis objek menarik yang kulihat pada tanggal 3 Oktober 2011, hari itu juga aku langsung mencari objek sepulang kuliah. Tetapi memang yang namanya ide justru sulit didapat jika kita memaksakan diri untuk mendapatkannya dengan cara mencari - cari. Awalnya objek yang pertama kali kulihat adalah sebuah gelas yang merupakan sisa dari minuman orang, entah mengapa aku tidak punya ide lebih lanjut untuk menuliskan tentang gelas tersebut. Lalu aku berkeliling lagi mencari objek sambil menemani temanku untuk mengambil uang di sebuah ATM. Sekali lagi aku menemukan hal yang unik di dekat tempat ATM tersebut, sebuah saklar seperti saklar lampu yang tersambung dengan AC. Entah mengapa, aku merasa geli melihatnya karena merasa aneh dan bertanya - tanya apa fungsi dari saklar di tempat 'itu' sebenarnya. Tapi masih saja aku belum bisa mengembangkan ide tentang saklar itu. Setelah itu, aku tidak mau lagi memaksakan diri mencari objek untuk tugas Dasar - Dasar Penulisan, aku berjalan keluar gedung Fisipol secara wajar tanpa memikirkan tugas itu. Tapi tiba - tiba, saat berjalan sambil memandang lantai, secara tidak sengaja aku melihat noda hitam yang sangat menarik perhatianku. Apa sih yang menarik dari noda hitam itu?
Noda hitam itu sebenarnya hanyalah noda biasa yang mungkin tidak akan ada orang yang tertarik untuk melihatnya apalagi untuk menuliskannya. Tetapi yang membuatku tertarik yaitu bentuk dari noda hitam tersebut. Noda hitam itu berbentuk hati jika dilihat secara sekilas dan dari jauh. Makanya, itu yang membuatku heran, mengapa aku bisa tertarik dengan sebuah noda yang hanya kulihat secara sekilas. Memang hanya sekilas, namun itu sudah membuatku berhenti untuk mengamatinya dan sukses meracuniku untuk menuliskannya di sini.
Pikiran pertamaku yaitu mengapa noda hitam tersebut bisa ada di tempat seperti itu? Tentu saja beberapa orang termasuk aku berpikir bahwa itu adalah bekas kunyahan permen karet seseorang yang entah secara sadar ataupun tak sadar terjatuh di situ. Lalu karena terlalu lama, membuatnya menjadi berkerak. Lama - kelamaan warnanya pun berubah menjadi hitam. Secara tak sengaja pula berbentuk hati dan membuat orang kurang kerjaan seperti aku ingin membahasnya.
Di luar itu, entah temanku berpikir apa, dia berkata, "Bisa saja noda itu melambangkan patah hati seseorang. Bentuknya yang seperti hati, lalu warnanya yang hitam, bisa saja melambangkan patah hati seseorang." . Ini hanyalah lelucon belaka, tapi saya setuju dengan pendapat temanku tersebut walaupun bisa dibilang tidak penting. Tidak penting ini karena yang kita bicarakan hanyalah pemikiran kita saat melihatnya.
Memang, noda seperti itu apalagi warnanya yang hitam biasanya sangat mengganggu dan tidak enak dilihat. Apalagi jika berada di tengah - tengah lantai yang putih bersih. Tapi jika noda tersebut dihilangkan, selain percuma karena susah untuk dihilangkan, juga akan terasa sayang karena semakin kurang ada yang menarik dari lantai depan Fisipol. Jadi biarlah noda itu ada di tengah - tengah putihnya lantai.
Walau noda itu memiliki warna hitam yang bisa dibilang kurang menarik, menurutku noda hitam itu justru menarik sekali. Dia berani tampil beda. Noda hitam itu seperti sesuatu yang beda berada di tengah lantai putih. Apalagi dengan bentuknya yang seperti hati, emanambah keunikan noda hitam itu.
Sebenarnya jika diamati baik - baik, noda itu agak berbentuk tidak rata ketika kita melihatnya dari jauh. Sama saja dengan jika kita melihat seseorang dan hanya melihat dari luarnya saja, kita juga tetap harus melihatnya dari dalam dan melihatnya secara lebih dekat.
Noda hitam itu sebenarnya hanyalah noda biasa yang mungkin tidak akan ada orang yang tertarik untuk melihatnya apalagi untuk menuliskannya. Tetapi yang membuatku tertarik yaitu bentuk dari noda hitam tersebut. Noda hitam itu berbentuk hati jika dilihat secara sekilas dan dari jauh. Makanya, itu yang membuatku heran, mengapa aku bisa tertarik dengan sebuah noda yang hanya kulihat secara sekilas. Memang hanya sekilas, namun itu sudah membuatku berhenti untuk mengamatinya dan sukses meracuniku untuk menuliskannya di sini.
Pikiran pertamaku yaitu mengapa noda hitam tersebut bisa ada di tempat seperti itu? Tentu saja beberapa orang termasuk aku berpikir bahwa itu adalah bekas kunyahan permen karet seseorang yang entah secara sadar ataupun tak sadar terjatuh di situ. Lalu karena terlalu lama, membuatnya menjadi berkerak. Lama - kelamaan warnanya pun berubah menjadi hitam. Secara tak sengaja pula berbentuk hati dan membuat orang kurang kerjaan seperti aku ingin membahasnya.
Di luar itu, entah temanku berpikir apa, dia berkata, "Bisa saja noda itu melambangkan patah hati seseorang. Bentuknya yang seperti hati, lalu warnanya yang hitam, bisa saja melambangkan patah hati seseorang." . Ini hanyalah lelucon belaka, tapi saya setuju dengan pendapat temanku tersebut walaupun bisa dibilang tidak penting. Tidak penting ini karena yang kita bicarakan hanyalah pemikiran kita saat melihatnya.
Memang, noda seperti itu apalagi warnanya yang hitam biasanya sangat mengganggu dan tidak enak dilihat. Apalagi jika berada di tengah - tengah lantai yang putih bersih. Tapi jika noda tersebut dihilangkan, selain percuma karena susah untuk dihilangkan, juga akan terasa sayang karena semakin kurang ada yang menarik dari lantai depan Fisipol. Jadi biarlah noda itu ada di tengah - tengah putihnya lantai.
Walau noda itu memiliki warna hitam yang bisa dibilang kurang menarik, menurutku noda hitam itu justru menarik sekali. Dia berani tampil beda. Noda hitam itu seperti sesuatu yang beda berada di tengah lantai putih. Apalagi dengan bentuknya yang seperti hati, emanambah keunikan noda hitam itu.
Sebenarnya jika diamati baik - baik, noda itu agak berbentuk tidak rata ketika kita melihatnya dari jauh. Sama saja dengan jika kita melihat seseorang dan hanya melihat dari luarnya saja, kita juga tetap harus melihatnya dari dalam dan melihatnya secara lebih dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar